Senin, 13 Februari 2012

KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL

A.     Pengertian Multikulturalisme



Ditinjau dari askpek etimologi, multikultural tersusun atas dua kata dasar, yakni multi dan kultur. Multi mempunyai makna keanekaragaman, kebermacam-macaman, sedangkan kultur berarti budaya. Sehingga dari penggabungan dua kata dasar tersebut, diperoleh pengertian secara terminologi yakni prularisme keanekaragaman budaya. Dalam konteks pembangunan bangsa, istilah multikultural ini telah membentuk suatu ideologi yang disebut multikulturalisme. Konsep multikulturalisme tidaklah dapat disamakan dengan konsep keanekaragaman secara sukubangsa atau kebudayaan sukubangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena multikulturalisme menekankan keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan.
Sejak dulu, bangsa Indonesia telah akrab dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, bermacam-macam tetapi tetap satu. Dari situlah kita dapat menarik sebuah tafsiran bahwa walaupun komposisi penduduk Indonesia terbentuk dari banyak komunitas dengan berbagai diferensiasi dan stratifikasi di dalamnya, Indonesia tetaplah sebuah negara unitaris yang menjadi atap bagi kesatuan keanekaragaman tersebut.

B.     Pembagian Multikulturalisme di Indonesia

Dalam masyarakat multikultural, keanekaragaman dapat diklasifikasikan dalam aspek-aspek berikut:
1.    Ras
2.    Etnis
3.    Religi
4.    Golongan
5.    Gender
6.    Dan lain sebagainya

Selasa, 13 Desember 2011

Belanda: Tuan Sejarah Indonesia?


Belanda merupakan negara kecil bagian dari Eropa Barat yang pernah menjajah Indonesia selama 3,5 abad. Dalam sepak terjangnya memberlakukan pemerasan dan kerja rodi, ternyata negeri terompah kayu tersebut melaksanakan pula aksi 'pencurian' benda-benda bersejarah milik negara kita, seperti: suluk, patung, dan sebagainya. Bahkan beberapa sumber menyebutkan bahwa Kitab-kitab Walisongo juga banyak yang dibawa Belanda. Prosesnya, tentu tak sukar bagi penguasa Hindia-Belanda pada masa itu untuk memboyong benda-benda yang dianggap mempunyai nilai ke negerinya. Tidak sedikit benda karya budaya masyarakat diboyong ke negeri kincir angin tersebut, baik dengan cara merampas pada masa penjajahan maupun membeli dari seorang kolektor.

Minggu, 11 Desember 2011

Fragmen Debu

Fragmen debu
Entah serupa apa
Hanya kilasannya getarkan kata
Di mana manusia sandarkan hayatnya

            Debu
Bukan banding aku dengannya
            Dunia ini satu alam raya
            Jika kami sebanding
            Apalah sebesarku

Langkah terlampau kecil
Revolusi setitik mungil
Tapi
Bukanlah aku debu sekali-kali

Sabtu, 10 Desember 2011

CAK DURASIM : PAHLAWAN SENI

Siapa yang tak kenal pada Gondo Durasim atau yang lebih familiar dengan panggilan Cak Durasim? Nama Cak Durasim kerap disebut dalam pembahasan-pembahasan seni. Bahkan mahasiswa-mahasiswa ITB selalu merujuk padanya bila memperbincangkan hal mengenai ludruk. Seniman ludruk ini merupakan pencetus awal atas keberadan kontroversi social dalam wujud seni. Parikan prioritas Cak Durasim yang berbunyi “ Pegupon omahe doro, melu Nippon tambah soro” menjadi bukti otentik akan sejarah kritisasi yang telah tumbuh sejak zaman penjajahan Jepang.. awalnya, pemerintah Jepang tidak mengerti bahwa pantun berbahasa Jawa tersebut merupakan ekspresi sinisme yang menghunus pihaknya. Namun kidungan keras yang berkamuflase dalam ludruk tersebut akhirnya terbongkar entah oleh siapa. Dan tragedy mengisahkan bahwa Cak Durasim ditangkap secara tidak manusiawi saat menggelar pentas di Desa Mojorejo kabupaten Jombang, dan kemudian wafat setahun sesudahnya.