Selasa, 23 Oktober 2012

EKSISTENSI JATI DIRI DI TENGAH GELOMBANG DINAMIKA SOSIAL



Dinamika yang mengiringi proses globalisasi membawa perubahan-perubahan bagi segala aspek kehidupan. Baik dari segi ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa gaya hidup baru atau atau perombakan sistem sosial.
Salah satu perangkat globalisasi yang dominan adalah teknologi. Meskipun banyak memberikan kontribusi demi kemajuan, akan tetapi teknologi justru menjadi tirani tercepat dalam pemupusan jati diri para pelaku dalam lingkaran globalisasi tersebut.
Remaja Indonesia merupakan contoh konkret korban arus globalisasi. Selain mengalami imoralisasi dan perubahan gaya hidup yang drastis, para remaja Indonesia juga mengalami perubahan corak bersosialisasi antar sesamanya. Majelis mereka umumnya tidak berlandaskan pola komunikasi natural sebagaimana kebiasaan  masyarakat Indonesia aslinya.

Minggu, 20 Mei 2012

MOMENTUM KEBANGKITAN YANG SEMAKIN TERPURUK


20 Mei, sadarkah kawan akan makna tersirat dari berputarnya waktu hingga menunjuk tanggal tersebut? Tanggal 20 Mei diyakini sebagai hari sakral yang menyimpan momen perjuangan rakyat Nusantara. Tepatnya semenjak tahun 1908, yang merupakan tahun berdirinya organisasi Boedi Oetomo.
Dari sudut pandang seremonial, kita dapat melihat secara kasat mata bahwa penghormatan berupa upacara Hari Kebangkitan Bangsa atau yang lebih akrab disebut HARKITNAS tersebut  masih sedikit nampak di sekitar kita. Namun, bukankah regenerasi perjuangan di kancah era masa kini justru lebih penting dari sekadar rangkaian upacara peringatan?

Jumat, 06 April 2012

Mawar Hitam, Ekspresi Samudera Jiwa

Mawar, selama ini dikenal dengan keceriaan warna dan kelembutan makna. Mawar merah, telah lama kita artikan sebagai lambang kemegahan cinta, mawar merah menawarkan aura yang menggelora. Keberadaan mawar merah menjadi sebuah majas yang menyemerbakkan aroma asmara.



Senin, 13 Februari 2012

KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL

A.     Pengertian Multikulturalisme



Ditinjau dari askpek etimologi, multikultural tersusun atas dua kata dasar, yakni multi dan kultur. Multi mempunyai makna keanekaragaman, kebermacam-macaman, sedangkan kultur berarti budaya. Sehingga dari penggabungan dua kata dasar tersebut, diperoleh pengertian secara terminologi yakni prularisme keanekaragaman budaya. Dalam konteks pembangunan bangsa, istilah multikultural ini telah membentuk suatu ideologi yang disebut multikulturalisme. Konsep multikulturalisme tidaklah dapat disamakan dengan konsep keanekaragaman secara sukubangsa atau kebudayaan sukubangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena multikulturalisme menekankan keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan.
Sejak dulu, bangsa Indonesia telah akrab dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, bermacam-macam tetapi tetap satu. Dari situlah kita dapat menarik sebuah tafsiran bahwa walaupun komposisi penduduk Indonesia terbentuk dari banyak komunitas dengan berbagai diferensiasi dan stratifikasi di dalamnya, Indonesia tetaplah sebuah negara unitaris yang menjadi atap bagi kesatuan keanekaragaman tersebut.

B.     Pembagian Multikulturalisme di Indonesia

Dalam masyarakat multikultural, keanekaragaman dapat diklasifikasikan dalam aspek-aspek berikut:
1.    Ras
2.    Etnis
3.    Religi
4.    Golongan
5.    Gender
6.    Dan lain sebagainya